Total Tayangan Halaman

Selasa, 01 Mei 2012

Hidup itu Pilihan (Bersambung)


Bicara tentang hidup pasti berbicara pula dengan pilihan, hidup adalah pilihan! Mau baik/buruk, mau lurus/belok, mau gelap/terang, mau maju/mundur semua adalah pilihan. Hidup tak akan pernah lepas dari yang namanya ‘memilih ataupun di pilih’, akan memilih takdir atau menjadi yang di pilih oleh takdir. Tuhan tidak akan merubah nasib umatNYA jika umat tersebut tidak mau berusaha, itu adalah syarat mutlaq hukum alam.
Sama halnya dengan kebanyakan manusia pada umumnya, aku pun sebagai manusia selalu berusaha menjadi pribadi yang lebih baik (lagi), meskipun banyak orang bilang kalo aku sudah cukup baik menjadi manusia :D
Baik/ buruk itu relatif, baik/buruk dimata kita belum tentu sama di mata orang lain apalagi di hadapan ALLAH. Meskipun semua manusia di muka bumi ini di ciptakan dari tanah, akan tetapi setiap manusia mempunyai pemikiran yang berbeda-beda.
Hal pertama yang mulai membuat aku berpikir adalah kebaikan ALLAH padaku. Sungguh teramat dahsyat nikmatNYA. Mulai dari udara yang aku hirup dengan gratis setiap detik, mulai dari air yang dengan gampang aku dapat, mulai dari di lahirkannya aku di tengah-tengah keluarga yang menyayangiku, mulai dari aku di beri kesempatan bersekolah tinggi sampai aku di beri sakit yang teramat sakit, itu semua adalah nikmat yang tiada taranya. Tapi apa yang mampu aku berikan pada ALLAH selama hidup hampir 21 tahun ini? Jika dibandingkan dengan kebaikan ALLAH padaku, sungguh sangat contrast!! Kebanyakan orang bilang, tobat itu menunggu hidayah datang. Bagiku, itu salah! Kapan datangnya hidayah itu jika kita sendiri tidak mau mencarinya. Sama hal nya dengan rezeki, hidayah pun harus di cari. Itu menurutku sii! Kembali lagi pada kalimat “Hidup adalah pilihan”, akan menjadi perempuan seperti apa nanti aku, akan menjadi ibu seperti apa nanti aku, dan akan menjadi istri seperti apa aku nanti, itu adalah pilihan yang harus di pilih sekarang. Tidak ada kata terlambat dalam sebuah perubahan! Dan perubahan itu membutuhkan proses sodara-sodara! Pelajaran awalku adalah mengerti arti ‘berjilbab’. Aku dari dulu memang berjilbab, tapi itu bukan dari hati, bisa di bilang itu Cuma memakai saja it’s not something feel! Kurang lebih hampir 8 tahun pasca baligh aku Cuma ‘memakai’ jilbab, namun belum mengerti makna sesungguhnya berjilbab. Dari dulu pasti selalu ada yang bertanya,’kok jilbabnya kadang dipake kadang di lepas sii fit? Kenapa enggak dipake terus’. Dengan sante aku Cuma bisa ngejawab, ‘yang penting hati dan akhlaqnya dulu yang di jilbabin’. Ehmm itu mungkin jawaban yang menohok kali yaa bagi orang yang memakai jilbab tapi ngerasa akhlaqnya masih kurang baik. Dasar emang aku orangnya cuek dan asal nyablak kalo ngomong, enggak peduli tanggepan orang tentang aku. Tapi pernah suatu ketika ada temenku yang tidak setuju dengan jawabanku, dia bilang ‘dengan memakai jilbab insyaAllah akhlaqnya juga ikutan baik kok fit dan manusia itu gak ada yang sempurna! Itu benar!! Sekali lagi bahwa Hidup adalah Pilihan, setiap orang punya pilihan sendiri-sendiri, begitu pun juga aku! Jika aku ingin berubah jadi lebih baik lagi, ya sudaah berubah saja gak usah melihat/beropini tentang kepribadian orang-orang di sekelilingku, karena mereka punya pilihan sendiri dalam hidupnya! 
Dan disinilah titik awal di mulainya perubahan ituuuuuu (Bersambung)!!




Selasa, 17 April 2012

(masih) sayang atau (telah) biasa!

terombang ambing dalam sistem strata perasaan,
antara (masih) sayang atau (telah) biasa..
rintihan tangis subuh perlahan merayap-rayap ulu hati,
bak cicak di dinding yang diam-diam hinggap dimanapun ia kehendaki,
Damn Damn Damn!
segumpal hasrat menyatu dalam fananya emosi,
antara (masih) sayang atau (telah) biasa..
i will take a stand until the end!
Damn Damn Damn!
i just wanna let you know, about my feel!
Damn Damn Damn!
ambigu di ujung dan absurd di pangkalnya,
antara (masih) sayang atau (telah) biasa..